Dilansir dari Liputan6.com, Pengurus Pusat DPP IKAPPI mengingatkan kepada pemerintah bahwa akan ada masa-masa permintaan tinggi yang akan memicu kenaikan harga bahan pokok pada periode menjelang Lebaran.
Choirul menjelaskan, untuk saat ini kita berada di fase kedua sampai ketiga hari sebelum Lebaran. Menurutnya, selama masa transisi antara fase pertama dan fase kedua, permintaan menurun di tengah Ramadan. Harga pangan akan naik signifikan menjelang Idulfitri, yaitu diakhir Ramadan.
Hari Raya Idulfitri atau yang biasa disebut Lebaran, adalah hari yang istimewa bagi umat Islam yang jatuh pada 1 Syawal, setelah sebulan penuh berpuasa. Ternyata, peristiwa ini memengaruhi laju kenaikan harga pokok menjelang lebaran yang terjadi hampir setiap tahun.
Bahkan, ketika masyarakat merasa tidak nyaman dengan kenaikan harga tersebut, masyarakat tetap menganggapnya “wajar” karena tahu alasannya adalah permintaan yang meningkat. Padahal, kenaikan harga bahan pokok atau sembako tidak hanya terjadi karena tingginya permintaan. Namun, ada beberapa faktor lain yang juga berperan dalam kenaikan harga tersebut.
Salah satunya adalah faktor pendistribusian yang dijelaskan melalui situs Kompas.com, disampaikan dari Badan Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Taufik Aryant, Deputi Direktur Riset dan Advokasi KPPU, mengatakan salah satu penyebab kenaikan harga bahan pokok adalah rantai distribusi yang bertahap. Akibat panjangnya saluran distribusi, harga bahan baku bisa sangat bervariasi dan mahal ditingkat produsen ketika sampai ke konsumen.
Namun demikian, mudah untuk memprediksi bahwa harga bahan pokok akan turun kembali ke harga normal. Pasalnya, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan unik, yakni memiliki kebiasaan belanja yang banyak untuk stok selama bulan Ramadan atau menjelang Idulfitri. Menurut hukum penawaran dan permintaan, perilaku konsumen yang tinggi mempengaruhi kenaikan harga.
lalu sebaliknya, pasca lebaran masyarakat cenderung mengurangi konsumsi dan kembali ke pola konsumsi dengan permintaan normal terhadap bahan baku yang dibutuhkan. Dengan demikian, harga kebutuhan pokok relatif rendah dibandingkan harga menjelang Ramadan dan Lebaran.
Fluktuasi harga barang juga dipengaruhi oleh jumlah barang yang dikirim. Misalnya, jika jumlah barang yang dipasok kurang dari jumlah yang diminta, hal ini dapat menyebabkan harga barang yang lebih tinggi. Jika pedagang sudah mengetahui cara menghitung elastisitas penawaran, ia dapat menentukan jumlah barang yang ia butuhkan untuk dipasok untuk mencapai tingkat pendapatan tertentu.
(RDF/SEL)
You may also like
-
Simak Rangkaian Kegiatan PAS 1 PKKMB E&A 2024
-
PKKMB UNJ 2024/2025 jadi Momen Bersejarah dengan UNJ Resmi Berstatus PTNBH
-
Mempererat Koneksi: Kunci Sukses di Dunia Kerja
-
Seminar Towards a Sustainable Economy: The Role of ESG In Improving Corporate Sustainability Reporting Performance
-
Bincang Prestasi 2024: from Ordinary to Extraordinary: Unlocking the Path to Remarkable Achievements