Pesta Olahraga Difabel Asia Tenggara atau ASEAN Para Games adalah acara olahraga dua tahunan setelah Pesta Olahraga Southeast Asian Games (SEA Games) untuk atlet penyandang cacat. Sebelas negara dari Asia Tenggara berpartisipasi dalam ASEAN Para Games. Acara ini mengikuti konsep dan mempersiapkan paralimpiade. Acara tersebut akan berlangsung pada 30 Juli hingga 6 Agustus 2022 yang diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah.
Kota Solo dipilih untuk menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Difabel Asia Tenggara ke-11 karena Vietnam yang telah memutuskan untuk mundur. Sebelumnya, Solo pernah menjadi tuan rumah acara ini pada tahun 2011, yakni edisi ke-6 dari ASEAN Para Games. Sebagai tuan rumah, Solo mulai melakukan pembenahan serius di berbagai fasilitas olahraga. Sebagai tuan rumah, Indonesia akan mengajukan sekitar 200 atlet untuk berlaga di semua cabang olahraga yang diselenggarakan. Adapun 14 cabang olahraga yang diselenggarakan, antara lain blind judo, para badminton, para table tennis, para chess, para archery, para atletik, boccia, para powerlifting, para swimming, wheelchair tennis, wheelchair basketball, goalball, CP football, dan sitting volleyball.
Rajamala secara resmi menjadi maskot ASEAN Para Games 2022 yang memiliki makna tiada tanding dan dapat disimbolkan sebagai kekuatan untuk menolak bala atau aura negatif. Selain itu, Rajamala juga merupakan pusaka keraton yang berbentuk Canthik yang melambangkan kemegahan Keraton Surakarta yang menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2022 ke-11 di Solo Jawa Tengah.
Untuk logo ASEAN Para Games 2022 dapat melambangkan peran aktif atau babak, harapan dan keseimbangan, dan tekad untuk tumbuh dan berkembang di setiap tahap. Itu akan menjadi harapan yang akan berdampak positif pada hidup, seperti pohon yang akan terus tumbuh dan membantu, bahkan setelah dunia menghadapi pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir. Secara khusus, logo ASEAN Para Games 2022 bermakna kandungan yang berisi bentuk-bentuk artistik. Nuansa Indonesia diekspresikan dalam tiga bentuk khas, yaitu Keris, Wayang Gunungan, dan aksara Jawa Hanacaraka.
(AZA/AIV)