Bahaya Konsumsi Gula Memiliki Efek yang Sama Dengan Merokok!

Sumber foto: https://food.detik.com/

Konsumsi gula memiliki banyak efek berbahaya bagi kesehatan kita, beberapa di antaranya, yaitu penambahan berat badan, meningkatkan risiko terkena diabetes, dan tekanan darah tinggi, serta mempercepat pengalaman masalah pikun dan penuaan dini. Konsumsi gula yang berlebihan sering kali dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Menteri Kesehatan menyarankan agar tidak mengonsumsi lebih dari 50 gram atau empat sendok teh gula per hari.

Para ahli percaya bahwa gula memiliki efek toksik pada tubuh dan memperparah penyakit kronis lainnya. Pantas saja, gula dianggap sama buruknya dengan merokok. Padahal, hampir semua makanan saat ini mengandung gula. “Gula adalah krisis kesehatan masyarakat terbesar dalam sejarah,” ujar Dr. Robert Lustig, seorang ahli endokrin di University of California.

Walaupun tubuh kita memerlukan gula sebagai sumber energi, namun Lustig dan rekannya menjelaskan bahwa gula terlalu berbahaya dan penggunaannya harus diatur seperti alkohol dan tembakau. “Setiap kandungan yang menyebabkan kecanduan, kokain, heroin, dan masih banyak lagi, memerlukan intervensi. Sementara belum ada tindakan terhadap gula, padahal kita membutuhkannya,” ujar Lustig dan rekannya dalam Jurnal Nature.

Sampai saat ini, belum ada berita mengenai khasiat atau manfaat rokok, dan banyaknya bahaya rokok sudah tidak menjadi rahasia lagi. Akan tetapi, banyak penelitian yang menjelaskan, bahaya mengonsumsi gula sama dengan mengonsumsi racun dari rokok. Menurut seorang profesor endokrinologi dan metabolisme ini, bahaya gula sama dengan rokok yaitu bisa menyebabkan kematian. Hampir 35 persen kematian di seluruh dunia disebabkan oleh gula.

Gula memiliki jenis yang bermacam-macam, namun jenis gula fruktosa adalah yang paling berbahaya. Fruktosa terjadi secara alami dalam jumlah kecil dalam buah, tetapi dikombinasikan dengan glukosa untuk membuat pemanis buatan. Pakar pencernaan, Dr. Miriam Vos, menjelaskan, “Fruktosa adalah sejenis gula yang dimetabolisme di hati. Jadi, ketika kita menelannya dan tubuh memprosesnya, gula itu tetap berada di hati dan mulai memproduksi lemak darah berbahaya yang disebut trigliserida,” jelasnya. Mengonsumsi fruktosa dan membangun trigliserida menyebabkan perlemakan hati dan resistensi insulin, suatu kondisi di mana tubuh tidak menghasilkan cukup insulin untuk memecah gula yang kita makan. (RDT/VAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *