Deadweight loss (DWL) adalah kerugian ekonomi yang terjadi ketika harga barang atau jasa tidak sama dengan harga keseimbangan. DWL dapat diukur dengan luas segitiga di bawah kurva permintaan dan di atas kurva penawaran antara harga keseimbangan dan harga yang sebenarnya terjadi.
DWL dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti pajak, subsidi, kuota, dan monopoli. Jika pajak membuat harga barang atau jasa lebih tinggi, dapat menyebabkan konsumen membeli lebih sedikit barang atau jasa dan produsen pun menghasilkan lebih sedikit barang atau jasa. Selanjutnya, jika faktor subsidi membuat harga barang atau jasa lebih rendah, menyebabkan konsumen membeli lebih banyak barang atau jasa dan produsen menghasilkan lebih banyak barang atau jasa. Kuota membatasi jumlah barang atau jasa yang dapat diproduksi atau dijual maka, harga barang atau jasa naik dan konsumen membeli lebih sedikit barang atau jasa. Dan yang terakhir, jika monopoli membuat harga barang atau jasa lebih tinggi daripada harga keseimbangan, maka akan menyebabkan konsumen membeli lebih sedikit barang atau jasa dan produsen menghasilkan lebih sedikit barang atau jasa.
Contoh DWL yang dilansir dari BoyceWire, ialah toko roti yang mengalami DWL karena surplus produk, di mana toko roti membuat 100 roti, namun hanya terjual 80 roti, dan sisa 20 roti tersebut dapat dibuang atau dibagikan secara gratis sehingga terjadi DWL. Selain itu, kasus lainnya bisa terjadi karena defisit produk. Toko roti membuat 100 roti dan terjual semuanya, sementara aslinya masih ada 20 orang yang mengantri untuk membeli roti dan potensi 20 pembeli tersebut adalah DWL.
DWL juga dapat menyebabkan inefisiensi ekonomi karena tidak memungkinkan konsumen dan produsen untuk mencapai hasil optimal. (RR/AAP)
You may also like
-
Ekonomi DigitalIndonesia
-
Paradoks Jevons: Efisiensi yang Justru Meningkatkan Konsumsi Sumber Daya
-
Dinamika Green Economy: Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi melalui Pembangunan Berkelanjutan
-
Paradox of Thrift: Menabung dapat Merugikan Negara, Kok Bisa?
-
Peran Pasar Modal dalam Pembentukan Masa Depan Keuangan Mahasiswa