Kadal 118: Mengenal Lebih Dalama Sosok Buya Syafii

Renhard
Vesta (Staff SubDepartemen Litbang EC Proaktif)
Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif atau yang akrab
disapa Buya Syafii adalah seorang ulama, ilmuan dan dosen di Indonesia. Ia
lahir di Sumpurkudus, Sumatera Barat pada tanggal 31 Mei 1935. Ayahnya bernama
Ma’rifa Rauf Datuk Rajo Malayu adalah seorang saudagar dan Ibunya bernama
Fathiyah adalah seorang ibu rumah tangga. Pada saat Syafii berusia satu
setengah tahun, ibunya meninggal. Syafii kemudian dititipkan ke rumah adik
ayahnya yang bernama Bainah.
Beliau mulai mengenyam bangku pendidikan pada
tahun 1942. Saat itu beliau menimba ilmu di Sekolah Rakyat atau sekarang lebih
dikenal dengan nama Sekolah Dasar. Setelah tamat dari sekolah dasar, beliau
tidak dapat melanjutkan sekolahnya selama beberapa tahun karena beban ekonomi
yang ditanggung ayahnya. Barulah pada tahun 1950, beliau melanjutkan
pendidikannya ke Madrasah Muallimin Muhammadiyah di Balai Tangah, Sumatera
Barat.
Ketika Buya Syafii berusia 18 tahun ia merantau ke
Yogyakarta untuk melanjutan pendidikannya. Kala itu beliau aktif dalam
organisasi kepanduan Hizbul Wathan yang merupakan salah satu organisasi
persyarikatan muhammadiyah bentukan KH. Ahmad Dahlan. Beliau juga pernah
menjadi pemimpin redaksi majalah sinar (Kini dibawahi oleh Lembaga Pers
Mu’allimin) yang merupakan sebuah majalah pelajar di Yogyakarta. Setelah  tamat dari Muallimin, Buya Syafii berangkat
ke Lombok untuk memenuhi permintaan konsul Muhammadiyah dari Lombok untuk
menjadi guru.
Pada tahun 1964 beliau memperoleh gelar sarjana
muda jurusan sejarah dari Universitas Cokroaminoto. Selama berkuliah beliau
sempat menggeluti beberapa pekerjaan untuk melangsungkan hidupnya. Beliau
pernah menjadi guru mengaji, buruh, dan pelayan toko kain. Selain itu beliau
juga pernah menjadi redaktur Suara Muhammadiyah dan anggota Persatuan Wartawan
Indonesia. Beliau juga aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia.
Buya Syafii kemudian melanjutkan pendidikannya
untuk tingkat Master jurusan sejarah di Ohio University, Amerika Serikat.
Sementara gelar Doktornya diperoleh dari Universitas Chicago jurusan Bahasa dan
Peradaban Timur Dekat. Selama di Chicago, beliau aktif melakukan pengkajian
Al-Quran dengan bimbingan dari seorang tokoh pembaharu pemikiran Islam, Fazlur
Rahman.
Setelah meninggalkan jabatannya sebagai Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2000-2005, kini Buya Syafii aktif dalam
komunitas yang didirikannya yaitu, Maarif Institute. Beliau juga pernah menjadi
dosen di Institut Keguruan Ilmu Pendidikan 
Yogyakarta dan menjadi pembicara dalam sejumlah seminar. Beliau pun
aktif dalam menulis. Sebagian besar tulisannya adalah tentang Ilmu agama Islam.
Banyak sikap teladan yang dapat kita contoh dari
seorang Ahmad Syafii Maarif. Dari kecil beliau tetap semangat dalam menuntut
ilmu meskipun banyak tantangan yang dihadapi. Buya Syafii merupakan salah satu
tokoh yang mempunyai komitmen kebangsaan yang tinggi. Sikapnya yang toleran,
kritis, dan bersahaja telah memposisikannya sebagai “Bapak Bangsa”. Ia tidak
ragu untuk mengkritik sebuah kekeliruan meskipun yang dikritik adalah temannya
sendiri.-(RV)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

casibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibomcasibom
güvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis sitelerigüvenilir bahis siteleri