Gerakan Pembinaan Tindak Kriminal yang Mendunia

Sumber: republika.co.id

            Masa remaja adalah masanya seseorang mencari jati diri. Namun, sangat disayangkan pencarian jati diri ini sering kali membuahkan hasil yang negatif. Tak hanya di Indonesia, ternyata di negara Inggris pun mengalami hal yang sama, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Hal inilah yang membuat Baden Powell mencetuskan sebuah organisasi kepanduan yang dinamainya scout movement.

            Organisasi ini berdiri dengan tujuan membina remaja yang terlibat tindak kriminal dan kekerasan. Pembinaan yang dilakukan bukan hanya secara fisik, tetapi juga dari sisi mental dan spiritual. Awalnya organisasi ini hanya ditujukan untuk laki-laki. Hal ini diperkuat dengan buku panduan yang ditulis Baden Powell berjudul “Scouting For Boys”. Namun, di tahun 1912 adik perempuan Baden Powell bergabung dan terbitlah buku berjudul “Girls Guides.”

            Buku tentang organisasi kepanduan ini ditulis Baden Powell bukan tanpa sebab. Setelah berhasil mempertahankan Mafeking dalam perang Afrika Selatan selama 217 hari, Baden Powell menuliskan buku “Aids to Scouting” sebagai panduan tentara Inggris di lapangan militer. Ternyata buku ini sukses menjangkau peminat yang lebih luas. Hal ini yang membuat Baden Powell membuat buku “Scouting For Boys” di tahun 1908.

Sumber: oa-bsa.org

            Buku Baden Powell yang terbit di tahun 1908 ini ternyata sukses menjangkau ribuan orang. Organisasi ini awalnya hanya beranggotakan 20 remaja di tahun 1907. Namun, setelah bukunya terbit di tahun 1908, banyak orang yang berminat mengikuti organisasi ini. Hal ini menuntut Baden Powell untuk mengembangkan organisasi ini secara serius. Baden Powell mendirikan kantor pusat dan mencatat orang-orang yang berminat untuk ikut andil di organisasinya. Beliau juga mulai merancang seragam untuk organisasinya. Dikutip dari berbagai sumber, pada akhir 1908, organisasi ini berhasil mencatatkan 60.000 pramuka dari berbagai negara.

            Tak butuh waktu lama, di tahun 1912 organisasi ini mulai menorehkan sejarahnya di negara kita, Indonesia. Hal ini ditandai dengan munculnya organisasi bernama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Organisasi ini mengacu pada organisasi Scout Movement yang didirikan Baden Powell. Empat tahun kemudian, tepatnya pada perang dunia pertama,  organisasi ini berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV). Organisasi tersebut dikhususkan untuk pandu-pandu Hindia Belanda dan pribumi dilarang untuk mengikuti karena dianggap akan menjadi wadah aspirasi terhadap kemerdekaan Indonesia.

            Tergerak hatinya, Sultan Pangeran Mangkunegaran VII memprakarsai berdirinya sebuah organisasi kepanduan bernama Javanese Padvinders Organisatie (JPO) di Surakarta. Hal ini juga yang membuat banyak orang mulai mendirikan organisasi kepanduan di daerahnya masing-masing. Salah satu contohnya adalah organisasi Hizbul Wathan yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan, yang juga mendirikan Muhammadiyah. Organisasi ini masih eksis hingga saat ini.

Sumber: radarnabire.co.id

Organisasi kepanduan yang beredar dipertemukan pada tahun 1941. Pada tahun tersebut, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) menggelar Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem. Pertemuan ini berhasil menyatukan organisasi kepanduan yang ada di Indonesia. Namun, setelah itu organisasi kepanduan ini mengalami masa-masa sulit. Akan tetapi, tercatat dalam sejarah tak lama setelah Indonesia merdeka, mulai banyak organisasi kepanduan yang muncul kembali.

            Gerakan kepanduan di Indonesia baru diresmikan di tahun 1961. Presiden Soekarno saat itu memberikan amanat untuk membubarkan organisasi kepanduan yang ada dan meleburnya menjadi satu organisasi yang bernama Pramuka. Organisasi ini resmi dikenalkan kepada masyarakat di tanggal 14 Agustus 1961. Hingga kini, tanggal 14 Agustus diperingati sebagai hari pramuka.

(YI/SEL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *