Kesehatan mental adalah aspek penting dari kesejahteraan secara keseluruhan, namun sering diabaikan atau distigmatisasi di berbagai belahan dunia. Salah satu tantangan utama dalam kesehatan mental global dengan stigma dan diskriminasi yang dihadapi oleh individu adalah gangguan jiwa. Stigma ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk pengucilan sosial, diskriminasi dalam pekerjaan dan pendidikan, bahkan kekerasan. Stigma semacam itu dapat berdampak signifikan pada kehidupan individu dengan gangguan mental yang mengarah pada peningkatan isolasi, berkurangnya akses ke perawatan, dan hasil kesehatan yang lebih buruk. Tantangan signifikan lainnya adalah terbatasnya akses ke layanan perawatan kesehatan mental di berbagai belahan dunia. Hal ini sering terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana layanan kesehatan jiwa jarang atau bahkan tidak ada. Bahkan, di negara-negara berpenghasilan tinggi, akses ke perawatan kesehatan jiwa terbatas karena faktor-faktor, seperti biaya tinggi, waktu tunggu yang lama, dan cakupan asuransi yang tidak memadai. Kurangnya tenaga profesional kesehatan mental yang terlatih merupakan tantangan lain dalam kesehatan mental global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat kekurangan tenaga profesional kesehatan mental secara global, di mana banyak negara yang kekurangan dari satu pekerja kesehatan mental per 10.000 orang. Kekurangan ini dapat mempersulit penyediaan perawatan kesehatan mental yang berkualitas bagi mereka yang membutuhkan.
Faktor budaya dan kontekstual dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental. Keyakinan dan praktik budaya misalnya, dapat mempengaruhi bagaimana perawatan kesehatan mental dirasakan dan diakses. Dalam beberapa budaya, penyakit mental dipandang sebagai kelemahan pribadi atau kegagalan moral, sehingga dapat menghalangi individu untuk mencari pertolongan. Dalam budaya lain, penyakit mental dapat dipandang sebagai fenomena spiritual atau supranatural yang mengarah pada penggunaan penyembuh tradisional daripada profesional medis. Penentu sosial, seperti kemiskinan, konflik, dan pengungsian juga dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan stres, trauma, dan tantangan kesehatan mental lainnya. Selain itu, kurangnya dukungan sosial dan sumber daya dapat mempersulit individu untuk pulih dari penyakit mental. Dukungan keluarga dan komunitas dapat memainkan peran penting dalam pemulihan kesehatan mental.
Untuk mempromosikan kesehatan mental global, penting untuk menerapkan kebijakan dan undang-undang kesehatan mental yang mendukung kebutuhan individu dengan gangguan mental. Ini dapat mencakup kebijakan yang mempromosikan kesadaran kesehatan mental, mengurangi stigma, dan meningkatkan akses ke perawatan. Selain itu, penting untuk memperkuat sistem perawatan kesehatan mental dan tenaga kerja dengan memberikan pelatihan dan sumber daya kepada profesional kesehatan mental. Mempromosikan literasi dan kesadaran kesehatan mental juga penting dalam mengatasi tantangan kesehatan mental global. (RA/AAP)
You may also like
-
Ekonomi DigitalIndonesia
-
Paradoks Jevons: Efisiensi yang Justru Meningkatkan Konsumsi Sumber Daya
-
Dinamika Green Economy: Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi melalui Pembangunan Berkelanjutan
-
Paradox of Thrift: Menabung dapat Merugikan Negara, Kok Bisa?
-
Peran Pasar Modal dalam Pembentukan Masa Depan Keuangan Mahasiswa